SEBERAPA PENTINGKAH ASURANSI JIWA? MENGANTISIPASI PENYAKIT KRITIS
Beberapa hari yang lalu saya berkunjung ke tempat teman saya, berawal dari ketidak-sengajaan saya bertemu dia di sebuah toko perbelanjaan yang ada di daerah Cikarang, sebut saja namanya Asep, ada yang baru dalam diri teman saya sekarang, bila kamu bepikir adalah tingkat ekonominya . . ., yupz kamu benar, sekarang dia telah mendapat jabatan yang lebih tingi dari sebelumnya, ketika kami masih satu perusahaan, teman saya masih menjabat sebagai seorang MD (Merchandiser) dan sekarang dia telah menjadi seorang Kepala Toko, yang pasti kesejahteraan ekonomi nya semakin membaik dari sebelumnya.
Lantas saya pun tak bisa lepas dari bercerita dan bertanya banyak tentang perkembangannya, hampir setiap hal saya tanyakan ke teman saya itu, (jadi mirip wartawan yah . . .) sampai akhirnya obrolan kami tertuju mengenai perlindungan kesehatan, saya mulai bertanya kepada teman saya ini, " Bagaimana dengan tunjangan kesehatan yang kamu dapatkan " tentu saja dia menjawab dengan sangat ringan, "Ah . . ., tenang saja, aku sudah di cover oleh perusahaan kok" tak salah memang apa yang di ungkapkan teman saya, mungkin bagi sebagian orang, banyak yang tak mendapatkan tunjangan kesehatan seperti teman saya, masih banyak yang merasakan betapa mahalnya nilai dari kesehatan itu, apalagi bila sudah berbicara mengenai "BIAYA RUMAH SAKIT" mungkin hampir 80% dari Pendapatan seseorang dapat habis untuk "BIAYA RUMAH SAKIT" atau bahkan tabungan yang berbulan-bulan dia kumpulkan untuk keperluannya, dapat habis hanya dalam kurun waktu beberapa hari.
Saya sempat melihat di salah satu media Televisi Berita terkemuka di Indonesia, pada acara edisi Senin 22 Agustus 2011 ini mengangkat topik "MENGANTISIPASI PENYAKIT KRITIS". SAKIT itu mahal. Itu benar. Seseorang akan mengeluarkan banyak biaya rumah sakit untuk berobat. Apalagi jika penyakit itu sudah kategori kritis. Karena itu sangatlah penting untuk menjaga kesehatan. Penyakit kritis bukan tidak mungkin untuk disembuhkan. Namun . . ., ya itu tadi, kembali lagi kondisi di atas, ongkosnya akan mahal. Dan waktu penyembuhan pun relatif lama. Tidak heran jika banyak orang yang bisa jatuh miskin akibat digerogoti penyakit kritis.
Lalu saya kembali berpikir, apakah teman saya sudah mendapatkan perlindungan untuk "MENGANTISIPASI PENYAKIT KRITIS" Hmm . . ., mungkin saya harus berkunjung kembali ke teman saya, dan menanyakan tanda tanya yg timbul di hati saya.
Hari minggu kemarin saya kembali mampir ke mess nya, kali ini saya tak lagi banyak bertanya panjang lebar seperti hal nya kemarin, terus terang saja, kedatangan saya kali ini di dorong oleh rasa penasaran saya yang timbul setelah saya melihat di salah satu media Televisi Berita terkemuka di Indonesia, pada acara edisi Senin 22 Agustus 2011 ini mengangkat topik "MENGANTISIPASI PENYAKIT KRITIS" saya hanya bercerita tentang apa yang baru saja saya lihat di acara tersebut, saya langsung saya bertanya kepada dia.
"Sep, kemarin aku lihat acara di TV, tentang "MENGANTISIPASI PENYAKIT KRITIS" menurut Asep, perusahaan akan tetap membiayai gak yah . . ., jika kenyataan nya Penyakitr Kritis itu sangat mahal, apalagi jika waktu pengobatannya terbilang cukup makan waktu hingga berbulan bulan ??? " tak ada jawaban dari teman saya . . ., hanya saya lihat mimik wajah dia yang seolah ragu, entah apa yang sedang dia pikirkan, "Sep . . ." tegur saya, "Oh iya !!!, wah saya kurang paham tuh, mungkin akan tetap di jamin . . ." jawab teman saya sambil menampakan mimik wajah ragu . . ., lalu saya bercerita tentang Asuransi Jiwa, bercerita mengenai resiko kehidupan yang dapat timbul kapan saja, resiko kehidupan yang mungkin dapat mengakibatkan kerugian financial diri kita, maupun keluarga.
Manfaat Asuransi Jiwa . . ., bagi sebagian orang di anggap sangat besar pengaruhnya dalam proses perlindungan seseorang dari ketidak pastian hidup, selain dari itu, kondisi lingkungan yang makin tidak sehat dan tidak kondusif, menjadikan resiko terhadap kesehatan seseorang semakin meningkat. Bagi sebagian masyarakat yang pola pemikiran masih bepikir secara tradisional, Mereka menganggap asuransi sebagai hal tabu. Hal tersebut mengingat asuransi dianggap sebagai upaya untuk menggadaikan nasib seseorang pada sesama manusia. Salah satu penyebabnya adalah karena masyarakat belum sepenuhnya memahami makna asuransi. Bahkan sebagian dari mereka yang lekat dengan kehidupan agama, menganggap hal tersebut sama saja menuhankan asuransi. Karena manusia tidak boleh menggantungkan nasib pada manusia, hanya kepada Tuhan sajalah seseorang boleh menggantungkan nasib.
Namun bagi saya secara pribadi, tentunya pandangan seperti itu tentu tidak tepat. Sebab, pada dasarnya asuransi jiwa bukanlah sebuah proses menggantungkan nasib pada sesama manusia. Melainkan sebuah upaya untuk mengurangi kerugian atau resiko financial yang bisa dihadapi seseorang saat mendapatkan musibah.
Dengan kata lain, asuransi adalah sebuah proses pengalihan resiko dari seseorang pada lembaga asuransi . Sehingga, tidak ada salahnya jika seseorang memilih asuransi jiwa untuk perlindungan dirinya. Dalam arti dengan asuransi, maka semua dampak yang ditimbulkan akibat adanya sebuah peristiwa bukan lagi menjadi tanggungan sang korban sepenuhnya. Melainkan sebagian kerugian tersebut akan ditanggung oleh pihak asuransi. Untuk bisa memberikan kesadaran pada masyarakat, kiranya perlu dikedepankan beberapa manfaat asuransi jiwa pada mereka. Hal ini agar tidak terjadi kesalahan penafsiran tentang konsep asuransi, dan juga untuk menarik minat mereka mengikuti asuransi jiwa.
Mari Rencanakan Keuangan Anda Bersama Kami
No comments:
Post a Comment